Islam Untuk Semua Umat

Hazard dan Risk

Bagi para pekerja yang pernah bekerja di perusahaan asing (PMA) terutama dari negara-negara Barat, mereka mengetahui bahwa orang-orang dari negara-negara Barat tersebut sangat peduli dengan manajemen keamanan (safety management). Tetapi banyak dari mereka yang tidak mengetahui, bahwa konsep management safety tersebut diinspirasikan pertama kali oleh ilmuwan Islam (Arab). Tetapi jangan senang dulu, karena ilmuwan tersebut berasal dari mazhab yang keburu dicap kafir oleh sebagian besar umat Islam, yaitu Qadariyah dan berikutnya Mutazilah. Mazhab merekalah yang pertama kali dalam sejarah menantang konsep bahwa jalan hidup manusia telah ditakdirkan oleh Allah - dalam konsep Jawanya, manusia hanyalah sebagai wayang dan dalangnya adalah Allah. Mereka menantang konsep ini, dan mengatakan bahwa manusia dapat menentukan jalan hidup mereka sendiri. Konsep ini disebut sebagai Qadhar, lawan kata dari Qidha (Qadha).

Sayangnya, mereka keburu dicap kafir karena dituduh telah mengatakan bahwa manusia dapat menentukan takdirnya sendiri. Tetapi konsep mereka ini justru diadopsi oleh Barat dan menginspirasi munculnya gerakan humanisme yang menempatkan manusia bukan sebagai obyek, tetapi subyek dari takdir mereka sendiri.

Manajemen safety bermula dari konsep Hazard, yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang asalnya adalah dari bahasa Arab, yaitu al Zahr yang berarti "dadu". Permainan dadu adalah permainan populer yang dimainkan oleh banyak orang di seluruh dunia. Dadu adalah suatu alat permainan yang memiliki 6 (enam) sisi, di mana bila dilemparkan salah satu sisinya pasti akan muncul entah pada lemparan pertama, kesepuluh, atau keseratus. Keunikan dadu ini memunculkan dua sifat: kepastian dan kemungkinan (probabilitas). Kepastiannya adalah bahwa salah satu sisi dari dadu tersebut pasti akan muncul tetapi kemunculannya pada lemparan yang keberapa adalah merupakan probabilitas.

Setiap sistem memiliki hazard seperti bahwa manusia akan mati entah apakah pada saat usianya 1 tahun, 10 tahun, 70 tahun, atau seratus tahun. Jalan tol atau jalan kampung memiliki hazard terjadinya tabrakan antara mobil dengan mobil atau mobil dengan orang, entah apakah satu kecelakaan atau seratus kecelakaan dalam setahun. Orang yang bekerja di ketinggian memiliki hazard jatuh dari ketinggian. Bahkan orang tidur pun memiliki hazard tidak dapat bernafas yang dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena hazard adalah sesuatu yang pasti, maka hazard tidak dapat diubah. Tetapi resiko (risk) terjadinya hazard dapat dikendalikan. Seperti kecelakaan di jalan tol adalah sesuatu yang tidak dapat diubah, tetapi resiko terjadinya kecelakaan dapat dikendalikan seperti pengaturan kecepatan kendaraan, memperbaiki lubang-lubang di jalan, dll.

Resiko sendiri merupakan gabungan dari probabilitas dan konsekuensi, atau secara simbol dapat dituliskan sebagai Risk = PoF (probability of failure) X CoF (consequence of failure). Suatu sistem mungkin memiliki konsekuensi terjadinya hazard lebih tinggi, tetapi dengan menurunkan probabilitas terjadinya hazard, sistem tersebut memiliki resiko yang lebih rendah daripada sistem sejenis yang memiliki konsekuensi terjadinya hazard yang lebih rendah. Misalnya perbandingan antara jalan tol dengan jalan kampung. Jalan tol memiliki konsekuensi terjadinya kecelakaan lebih tinggi daripada jalan kampung. Tetapi bila kecepatan kendaraan di jalan tol diatur, kelayakan safety kendaraan-kendaraan yang melaju di jalan tol diperketat, jalan-jalan dibuat mulus tanpa lubang, rambu-rambu peringatan diperbanyak dan perlengkapan safety seperti seat belt dikenakan; sedangkan di jalan kampung kendaraan-kendaraan melintas dengan kecepatan seenaknya, jalan-jalan banyak yang berlubang dan banyak polisi tidur, orang-orang menyeberang tanpa melihat kiri-kanan jalan, maka kombinasi dari konsekuensi dan probabilitas ini mungkin dapat menjadikan jalan tol lebih aman terhadap kecelakaan daripada jalan kampung.

Orang-orang yang berusia lebih tua memiliki konsekuensi terkena penyakit berat yang lebih tinggi daripada orang-orang muda. Tetapi bila orang-orang tua tersebut menyuntikkan energi seperti mengkonsumsi suplemen, rajin berolahraga, menjaga makanan yang masuk ke dalam perut, dll, maka bisa jadi resiko mereka terkena penyakit berat lebih rendah daripada orang-orang muda yang hidup secara sembrono.

Dalam bahasa agama, bila hazard adalah takdir, maka takdir tidak dapat diubah tetapi resiko terjadinya takdir dapat dikendalikan. Dengan manajemen safety yang baik, angka harapan hidup di negara-negara maju dapat ditingkatkan dan angka mortalitas (kematian) bayi dapat dikurangi. Ini menjadi bukti bahwa takdir memang tidak dapat diubah, tetapi dapat dikendalikan kalau manusia mau bertindak secara rasional. 

Ketika terjadi peristiwa 9/11, industri pesawat dan penerbangan di Amerika mengalami collapse karena tidak ada masyarakat yang mau lagi menaiki pesawat. Tetapi ketika Adam Air mengalami kecelakaan, masyarakat Indonesia masih mau menaiki pesawat mereka - mungkin karena tiket Adam Air yang lebih murah atau karena masyarakat menganggap bahwa kecelakaan adalah takdir - sampai akhirnya pemerintah menutup maskapai tersebut.

Semua konsep yang berhasil diterapkan di Barat, bila diadopsi oleh komunitas lokal akan berhasil diterapkan bila masyarakatnya dapat menyikapinya secara rasional. Seperti konsep demokrasi, ia akan berhasil diterapkan bila masyarakat bersikap rasional dalam memilih pemimpin mereka; bukan karena kandidat tersebut memberikan hadiah lebih banyak, karena lebih ganteng daripada yang lain, karena satu suku, satu agama atau satu pengajian. Pemerintahan dan sistem perwakilan akan berhasil bila dijalankan secara rasional. Sistem pajak juga akan berhasil bila dikelola secara rasional. 

Kemiskinan, penindasan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan harta negara bukanlah takdir. Andaikan dikatakan sebagai takdir, maka takdir yang dimaksud adalah kekuatan entropy: bahwa kekuasaan akan cenderung menindas yang lemah, pengelolaan harta negara akan cenderung korup, dan proses menjadi kaya adalah memiskinkan masyarakat lain. Manusia dianugerahi akal oleh Allah untuk bersikap rasional sehingga dapat menyuntikkan energi ke dalam sistem untuk mengembalikan sistem ke dalam keteraturan, untuk mengendalikan resiko terjadinya takdir (hazard) yang buruk. Dan sayangnya untuk kebajikan bersama, hal tersebut tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, bila kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya sendiri".

Diperlukan kesadaran kolektif untuk mengelola takdir agar takdir suatu masyarakat di masa depan lebih baik daripada masa sebelumnya. Agama seringkali berfungsi pasif bahkan anti kemajuan dan sering dituduh sebagai sumber dari kejumudan dan keterbelakangan. Padahal pada saat kemunculannya pertama kali, Islam merupakan agama yang memiliki konsep paling modern dan paling progressif daripada konsep agama-agama lainnya.






Temukan artikel lainnya di http://www.lintas-islam.blogspot.com

Untuk bergabung dengan group Lintas Islam, click http://groups.yahoo.com/group/lintas-islam/join; atau kirim email kosong ke alamat: lintas-islam-subscribe@yahoogroups.com
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori akhlak / aqidah dengan judul Hazard dan Risk. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintas-islam.blogspot.com/2012/08/hazard-dan-risk.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Lintas Islam - Thursday, August 16, 2012

Belum ada komentar untuk "Hazard dan Risk"