Islam Untuk Semua Umat

Ujian Asiyah




Ketika Nabi Musa a.s. mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap. Keimanannya kepada Allah itu sendiri itu sebenarnya sudah lama tertanam di dalam hatinya, dan ia tidak  menyatakan Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan. Begitu Fir’aun semakin jelas mengetahui keimanan istrinya, maka ia menjatuhkan hukuman kepadanya.  

Kedua tangan dan kakinya diikat. Asiyah ditelentangkan diatas tanah yang panas, wajahnya dihadapkan ke sinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, malaikat menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak terasa. Belum cukup siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia kembali memerintahkan algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu besar ke dada Asiyah.  

Manakala Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan kepadanya, beliau berdoa kepada Allah SWT: ”RABBI IBNILII ‘INDAKA BAITAN FIL JANNAH.” Artinya: ”Wahai Allah SWT, Tuhanku, bangunkanlah untukku disisi-Mu sebuah gedung di Surga,“ (QS. At Tahrim, ayat 11).  

Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian barulah sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya sehingga beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.  

Syeikh habib Abdullah Al Haddad mengatakan, seseorang yang sempurna adalah orang yang mempermudah hak-haknya, tetapi tidak mempermudah (meremehkan) hak-hak Allah. Sebaliknya orang yang kurang sempurna adalah orang yang diketahui berlaku sebaliknya




Diambil dari kitab UQUD AL-LUJAIN FIY BAYAANI HUQUQ AL-ZAUJAIN, karya Syekh Nawawi Al Bantani.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori akhlak / keluarga / tashawuf dengan judul Ujian Asiyah. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintas-islam.blogspot.com/2013/01/ujian-asiyah.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Lintas Islam - Thursday, January 24, 2013

Belum ada komentar untuk "Ujian Asiyah"