Islam Untuk Semua Umat

ANALISIS 9/11: Dari Ronald Reagan dan Perang Soviet-Afghan sampai George W Bush dan September 11, 2001


Artikel ini merupakan summary dari tulisan awal mengenai 9/11 dan peran Al Qaeda dalam kebijakan luar negeri Amerika (AS) oleh Michel Chossudovsky, "War on Terrorisme", Global Research, 2005.

Perang Soviet-Afghan adalah bagian dari sebuah agenda rahasia CIA dimulai pada masa administrasi Carter sebelum invasi Soviet, yang terdiri dari menyokong dan mendanai secara aktif brigade-brigade Islam, yang kemudian dikenal sebagai Al Qaeda.

Rezim militer Pakistan bermain dari awal pada akhir tahun 1970, sebagai peran kunci dalam operasi-operasi intelijen dan militer yang disponsori Amerika di Afghanistan. Pada era Pasca Perang Dingin, peran sentral Pakistan ini dalam operasi-operasi intelijen Amerika diperpanjang ke wilayah Asia Tengah - Timur Tengah yang lebih luas. Dari awal perang Soviet-Afghan pada tahun 1979, Pakistan di bawah pemerintahan militer menyokong brigade-brigade Islam secara aktif. Dalam hubungan dekat dengan CIA, intelijen militer Pakistan, Inter Services Intelligence (ISI), menjadi sebuah organisasi yang berkuasa, sebuah pemerintah paralel, memiliki pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar.

"Menurut versi resmi sejarah, bantuan CIA kepada Mujahidin dimulai pada tahun 1980, seperti itu dikatakan, setelah angkatan darat Soviet menginvasi Afghanistan, 24 Desember 1979. Tetapi kenyataannya, dijaga secara rahasia sampai sekarang, adalah sebaliknya. Sesungguhnya, adalah 3 Juli 1979, Presiden Carter menandatangani perintah pertama untuk bantuan rahasia kepada lawan dari rezim pro-Soviet di Kabul. Pada hari itu, Aku menulis sebuah catatan kepada presiden yang mana Aku menjelaskan kepadanya bahwa menurut pendapatku bantuan ini akan memancing suatu intervensi militer Soviet." (Mantan penasihat National Security Zbigniew Brzezinski, Interview dengan Le Nouvel Observateur, 15-21 January 1998)

Dalam memoir-memoir yang dipublikasikan Defense Secretary Robert Gates, yang memegang posisi deputy CIA Director pada perang Soviet-Afghan, Intelijen AS terlibat secara langsung dari awal, sebelum invasi Soviet, dalam menyalurkan bantuan kepada brigade-brigade Islam.

Dengan dukungan CIA dan penyaluran jumlah besar bantuan militer AS, ISI Pakistan telah membangun ke dalam sebuah "struktur paralel memegang kekuasaan sangat besar atas semua aspek pemerintahan". (Dipankar Banerjee, "Possible Connection of ISI With Drug Industry", India Abroad, 2 December 1994). ISI memiliki sebuah staff yang beranggotakan pejabat-pejabat intelijen dan militer, para birokrat, para agen rahasia dan para informan, diestimasikan 150.000 orang. (Ibid)

Sementara itu, operasi-operasi CIA juga diperkuat rezim militer Pakistan yang dipimpin oleh Jenderal Zia Ul Haq:

"Hubungan antara CIA dan ISI berkembang hangat setelah Zia mengusir Bhutto dan kemunculan rezim militer... Selama perang Afghan, Pakistan secara lebih agresif anti Soviet bahkan lebih daripada AS sendiri. Segera setelah militer Soviet menginvasi Afghanistan pada tahun 1980, Zia [ul Haq] mengirim kepala ISI nya untuk mendestabilisasi negara-negara Asia Tengah Soviet. CIA hanya menyetujui rencana ini pada October 1984." (Ibid)

ISI beroperasi secara maya sebagai affiliate CIA, memainkan suatu peran sentral dalam menyalurkan support kepada kelompok paramiliter Islam di Afghanistan dan berikutnya kepada republik-republik Muslim dari bekas Uni Soviet.

Berbuat atas nama CIA, ISI juga terlibat dalam perekrutan dan training Mujahidin. Dalam periode sepuluh tahun dari tahun 1982 sampai 1992, sekitar 35.000 Muslim dari 43 negara-negara Islam direkrut untuk berjuang pada jihad Afghan. Madrasah-madrasah di Pakistan, didanai oleh amal-amal Saudi, juga didirikan dengan sokongan AS dan dengan suatu pandangan untuk "menanamkan nilai-nilai Islam". "Camp-camp menjadi universitas-universitas maya untuk radikalisme Islam," (Ahmed Rashid, The Taliban). Training gerilya di bawah bantuan CIA-ISI meliputi pembunuhan target dan serangan bom mobil.

"Pengapalan-pengapalan senjata" dikirim oleh angkatan darat Pakistan dan ISI ke camp-camp pemberontak di Provinsi Perbatasan Barat Laut dekat perbatasan Afghanistan. Gubernur provinsi adalah Letnan Jenderal Fazle Haq, yang [menurut Alfred McCoy] mengizinkan "ratusan tempat penyulingan heroin untuk didirikan di provinsinya." Mulai sekitar tahun 1982, truk-truk angkatan darat Pakistan membawa senjata-senjata CIA dari Karachi sering mengangkut heroin di Provinsi-nya Haq dan kembali dengan muatan heroin. Mereka terlindungi dari pemeriksaan polisi oleh surat-surat ISI." (1982-1989: US Turns Blind Eye to BCCI and Pakistani Government Involvement in Heroin Trade See also McCoy, 2003, p. 477) .


Baris depan, dari kiri: Major Gen. Hamid Gul, director general of Pakistan's Inter-Services Intelligence Directorate (ISI), Director of Central Intelligence Agency (CIA) Willian Webster; Deputy Director for Operations Clair George; seorang ISI colonel; dan senior CIA official, Milt Bearden pada suatu camp training Mujahidin di Provinsi Perbatasan Barat-Laut Pakistan pada tahun 1987. (sumber RAWA)


Osama Bin Laden

Osama bin Laden, manusia hantu-nya Amerika, direkrut oleh CIA pada tahun 1979 pada awal sekali jihad yang disponsori CIA. Ia berusia 22 tahun dan dilatih di sebuah camp training gerilya yang disponsori CIA.

Selama administrasi Reagan, Osama, yang milik keluarga makmur Saudi Bin Laden diberi tanggung jawab mengumpulkan dana untuk brigade-brigade Islam. Banyak yayasan dan badan amal dibuat. Operasi dikoordinasikan oleh intelijen Saudi, dipimpin oleh Pangeran Turki al-Faisal, dalam hubungan dekat dengan CIA. Uang yang diperoleh dari berbagai badan amal digunakan untuk mendanai rekruitmen sukarelawan-sukarelawan Mujahidin. Al Qaeda, basis dalam bahasa Arab adalah sebuah bank data sukarelawan-sukarelawan yang terdaftar untuk berjuang di jihad Afghan. Data base itu awalnya dipegang oleh Osama bin Laden.


Administrasi Reagan Menyokong "Fundamentalisme Islam"

ISI Pakistan digunakan sebagai sebuah "perantara". Support rahasia CIA kepada Mujahidin di Afghanistan dioperasikan secara tidak langsung melalui ISI Pakistan, -- yaitu CIA tidak menyalurkan supportnya secara langsung kepada Mujahidin. Dengan kata lain, agar operasi rahasia ini "sukses", Washington berhati-hati untuk tidak mengungkapkan sasaran akhir dari "jihad", yang termasuk dalam menghancurkan Uni Soviet.

Pada Desember 1984, Hukum Syariah (jurisprudensi Islam) ditetapkan di Pakistan mengikuti sebuah referenderum yang diluncurkan oleh Presiden Muhammad Zia-ul-Haq. Beberapa bulan kemudian, pada Maret 1985, Presiden Ronald Reagan mengeluarkan National Security Decision Directive 166 (NSDD 166), yang mengotorisasi "peningkatan bantuan militer rahasia kepada Mujahidin" juga support untuk indoktrinasi agama.

Pemberlakuan Syariah di Pakistan dan promosi "Islam Radikal" adalah sebuah kebijakan AS yang disengaja untuk melayani kepentingan geopolitik Amerika di Asia Selatan, Asia Tengah dan Timur Tengah. Banyak "organisasi-organisasi fundamentalis Islam" saat ini di Timur Tengah dan Asia Tengah, secara langsung atau tidak langsung adalah produk support dan pendanaan rahasia AS, sering disalurkan melalui yayasan-yayasan dari Saudi Arabia dan Negara-negara Teluk. Misi-misi dari sekte Islam konservatif Wahhabi diberikan tanggung jawab menjalankan madrasah-madrasah yang disponsori CIA di Pakistan bagian Utara.

Di bawah NSDD 166, rangkaian operasi-operasi rahasia CIA-ISI diluncurkan.

AS men-suplai senjata-senjata kepada brigade-brigade Islam melalui ISI. Para pejabat CIA dan ISI bertemu di kantor pusat ISI di Rawalpindi untuk mengkoordinasi support AS kepada Mujahidin. Di bawah NSDD 166, pengiriman senjata-senjata AS kepada pemberontak AS meningkat dari 10.000 ton senjata dan amunisi pada tahun 1983 menjadi 65.000 ton tiap tahun pada 1987. "Sebagai tambahan untuk senjata, training, peralatan militer extensive termasuk peta satelit militer dan peralatan komunikasi tercanggih" (University Wire, 7 May 2002).



Ronald Reagan bertemu Mujahidin Afghan Commander di White House pada tahun 1985 (Reagan Archives)




Dengan William Casey sebagai direktur CIA, NSDD 166 dideskripsikan sebagai operasi rahasia terbesar dalam sejarah AS:

Paket support yang disuplai AS memiliki tiga komponen essensial - organisasi dan logistik, teknologi militer, dan support ideologi untuk mempertahankan dan menyokong perlawanan Afghan....

Pakar-pakar kontra-perlawanan bekerja secara dekat dengan Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan dalam mengorganisasikan kelompok Mujahidin dan dalam merencanakan operasi di dalam Afghanistan.

...Tetapi kontribusi yang paling penting dari AS adalah untuk ...membawa masuk orang-orang dan material dari seluruh dunia Arab dan sekitarnya. Orang-orang yang paling keras dan berdedikasi secara ideologi dicari atas logika bahwa mereka akan menjadi pejuang-pejuang terbaik. Iklan-iklan, dibayar dari dana CIA, dipasang di koran-koran dan surat kabar di seluruh dunia untuk memberikan pengajaran dan motivasi untuk bergabung dengan Jihad. (Pervez Hoodbhoy, Afghanistan and the Genesis of the Global Jihad, Peace Research, 1 May 2005)


Indoktrinasi Agama

Di bawah NSDD 166, bantuan AS kepada brigade-brigade Islam disalurkan melalui Pakistan tidak terbatas pada bantuan militer tulen. Washington juga menyokong dan didanai oleh U.S. Agency for International Development (USAID), melakukan proses indoktrinasi agama secara luas untuk memastikan kematian institusi-institusi sekuler:

... AS membelanjakan jutaan dollar untuk men-supplai anak-anak sekolah Afghan dengan buku-buku teks yang diisi dengan gambar-gambar kekerasan dan ajaran Islam militan, bagian dari usaha-usaha rahasia untuk mendorong perlawanan kepada pendudukan Soviet.

Dasar-dasarnya, yang diisi dengan pembicaraan jihad dan fitur gambar-gambar pistol, peluru, tentara dan ranjau, telah melayani sejak itu sebagai kurikulum inti sistem sekolah Afghan. Bahkan Taliban menggunakan buku-buku yang diproduksi Amerika,...

White House membela muatan agama, mengatakan bahwa prinsip-prinsip Islam terserap ke dalam budaya Afghan dan bahwa buku-buku "seluruhnya dalam kepatuhan dengan kebijakan dan hukum AS." Pakar-pakar hukum, tetapi, mempertanyakan apakah buku-buku tersebut melanggar larangan konstitusional atas penggunaan dollar pajak untuk mempromosikan agama.

...Pejabat-pejabat AID mengatakan dalam interview-interview bahwa mereka membiarkan material-material Islam tetap utuh karena mereka khawatir pendidik-pendidik Afghan akan menolak buku-buku yang langka dosis kuat dari pemikiran-pemikiran Muslim. Agency menghilangkan logonya dan apa pun yang menyebutkan pemerintah AS dari teks-teks agama, juru bicara AID Kathryn Stratos berkata.

"Ini bukan kebijakan AID untuk menyokong instruksi agama," Stratos berkata. "Tetapi kami melangkah maju dengan proyek ini karena tujuan utama ...Adalah untuk mendidik anak-anak, yang utamanya adalah suatu aktivitas sekuler."

... Dipublikasikan dalam bahasa-bahasa Afghan dominan Dari dan Pashtun, buku-buku teks dikembangkan pada awal tahun 1980 di bawah hibah AID kepada Nebraska-Omaha dan Pusat Studi Afghanistan-nya. Agency membelanjakan $51 juta pada program pendidikan universitas dari tahun 1984 sampai tahun 1994." (Washington Post, 23 March 2002)


Peran NeoCons

Ada kontinuitas. Arsitek operasi rahasia dalam menyokong "fundamentalisme Islam" yang diluncurkan selama kepresidenan Reagan memainkan peran kunci dalam meluncurkan "Global War on Terrorism" pada kemunculan 9/11.

Beberapa Neo Cons administrasi Bush Junior adalah pejabat-pejabat tingkat tinggi selama kepresidenan Reagan.

Richard Armitage, adalah Deputy Secretary of State selama term pertama George W. Bush (2001-2004). Ia memainkan sebuah peran kunci sentral pada negosiasi pasca 9/11 dengan Pakistan yang mengarahkan kepada invasi Afghanistan Oktober 2001. Selama era Reagan, ia memegang posisi Assistant Secretary of Defense for International Security Policy. Dalam kapasitas ini, ia memainkan peran kunci dalam implikasi NSDD 166 sementara juga menjamin hubungan dengan militer dan perangkat intelijen Pakistan.

Sementara itu, Paul Wolfowitz pada State Department bertanggung jawab terhadap team kebijakan luar negeri yang terdiri dari, di antaranya, Lewis Libby, Francis Fukuyama dan Zalmay Khalilzad.

Kelompok Wolfowitz juga terlibat dalam meletakkan konsep dasar support rahasia AS kepada partai-partai dan organisasi-organisasi Islam di Pakistan dan Afghanistan.

Secretary of Defence Robert Gates, yang sekarang melayani administrasi Obama, juga terlibat dalam men-setting dasar dari operasi-operasi rahasia CIA. Ia ditunjuk sebagai Deputy Director for Intelligence oleh Ronald Reagan pada tahun 1982, dan Deputy Director CIA pada tahun 1986, sebuah posisi yang ia pegang sampai tahun 1989. Gates memainkan peran kunci dalam formulasi NSDD 166, yang memantapkan sebuah kerangka kerja konsisten untuk mempromosikan fundamentalisme Islam dan menyalurkan support rahasia kepada brigade-brigade Islam. Ia juga terlibat dalam skandal Contra Iran...


Operasi Contra Iran

Richard Gates, Colin Powell dan Richard Armitage, di antara yang lainnya, juga terlibat dalam operasi Contra Iran.

Armitage memiliki hubungan dekat dengan Kolonel Oliver North. Deputy-nya dan pejabat kepala anti-terroris Noel Koch adalah bagian dari team yang dibentuk oleh Oliver North.

Signifikansi-nya, operasi Kontra-Iran juga terikat ke dalam proses penyaluran support rahasia kepada brigade-brigade Islam di Afghanistan. Skema Kontra-Iran melayani beberapa kebijakan luar negeri yang berhubungan:

1) Penjualan senjata ke Iran dengan demikian menghidupi perang Iraq-Iran,
2) Support kepada Kontra-Nicaraguan,
3) Support kepada brigade-brigade Islam di Afghanistan, disalurkan via ISI Pakistan.

Setelah pengiriman missil anti-tank TOW kepada Iran, hasil penjualan ini dideposit di sejumlah bank accounts dan uangnya digunakan untuk mendanai Kontra Nicaraguan dan Mujahidin:

"Washington Post melaporkan bahwa profit dari penjualan senjata Iran didepositkan pada satu account yang di-manage CIA yang mana AS dan Saudi Arabia menempatkan $250 juta masing-masing. Uang itu digunakan tidak hanya untuk kontra di Amerika Tengah tetapi untuk para pasukan pejuang pemberontak di Afghanistan." (US News & World Report, 15 December 1986).

Walaupun Letnan Jenderal Colin Powell, tidak terlibat secara langsung dalam negosiasi transfer senjata, yang dipercayakan kepada Oliver North, ia di antara "sedikitnya lima orang yang mengetahui senjata-senjata ditransfer ke CIA." (The Record, 29 December 1986). Sehubungan hal ini, Powell memberikan bantuan secara langsung dalam memberikan "lampu hijau" kepada pejabat-pejabat level rendah dalam pelanggaran nyata prosedur Kongress. Menurut New York Times, Colin Powell mengambil keputusan (pada level procurement militer), untuk mengizinkan pengiriman senjata ke Iran:

"Secara tergesa-gesa, salah seorang yang paling dekat kepada Secretary of Defense Weinberger, Mayjen. Collin Powell, mem-bypass prosedur tertulis ''focal point system'' dan memerintahkan Defense Logistics Agency [yang bertanggung jawab kepada procurement] untuk mengalihkan 2,008 missil TOW pertama kepada CIA, yang beraksi sebagai potong jalan untuk pengiriman ke Iran" (New York Times, 16 February 1987)

Secretary of Defense Robert Gates juga tersangkut dalam Affair Contra-Iran.


Perdagangan Obat Bulan Sabit Emas

Sejarah perdagangan obat di Asia Tengah memiliki hubungan dekat dengan operasi rahasia CIA. Sebelum perang Soviet-Afghan, produksi opium di Afghanistan dan Pakistan diarahkan kepada pasar regional kecil. Tidak ada produksi heroin lokal. (Alfred McCoy, Drug Fallout: the CIA's Forty Year Complicity in the Narcotics Trade. The Progressive, 1 August 1997).

Study McCoy mengkonfirmasikan bahwa dalam dua tahun serangan gencar operasi CIA di Afghanistan, "tanah perbatasan Pakistan-Afghanistan menjadi produsen heroin teratas dunia." (Ibid). Berbagai kelompok paramiliter dan organisasi Islam dibuat. Hasil penjualan perdagangan obat Afghan, yang dilindungi oleh CIA, digunakan untuk mendanai berbagai pemberontakan:

"Di bawah perlindungan CIA dan Pakistan, militer Pakistan dan perlawanan Afghan membuka lab-lab heroin pada perbatasan Afghan dan Pakistan. Berdasarkan Washington Post May 1990, di antara pemanufaktur teratas adalah Gulbuddin Hekmatyar, seorang pemimpin Afghan yang menerima setengah dari senjata-senjata rahasia yang dikapalkan AS ke Pakistan. Walaupun terdapat komplain tentang brutalitas Hekmatyar dan perdagangan obat di dalam peringkat-peringkat perlawanan Afghan pada saat itu, CIA menjaga aliansi yang tidak kritis dan menyokongnya tanpa syarat dan batasan.

Begitu heroin meninggalkan lab-lab ini di perbatasan barat laut Pakistan, Mafia Sicilia mengimpor obat ke dalam AS, di mana mereka segera mengambil enampuluh persen pasar heroin AS. Dikatakan, enampuluh persen suplai heroin AS datang secara tidak langsung dari operasi CIA. Selama dekade operasi ini, tahun 1980-an, kontingen DEA substansial di Islamabad tidak melakukan penahanan dan tidak berpartisipasi dalam menekan, mengizinkan sindikat secara de facto bebas untuk mengekspor heroin. Kontrasnya, seorang detektif Norwegian, mengikuti sebuah transaksi heroin dari Oslo ke Karachi, mengaitkan investigasi yang menempatkan seorang banker Pakistan yang berkuasa yang dikenal sebagai anak walinya Presiden Zia di belakang penjara. DEA di Islamabad tidak memiliki seorang pun, tidak melakukan apa pun, menjauh darinya.

Mantan operative CIA mengakui bahwa operasi ini membawa kepada sebuah ekspansi perdagangan heroin Pakistan-Afghanistan. Pada tahun 1995, mantan direktur CIA dari operasi Afghan ini, Mr. Charles Cogan, mengakui mengorbankan perang obat untuk melawan Perang Dingin. "Misi utama kami adalah melakukan kerusakan sebanyak mungkin kepada Soviet. Kami sungguh tidak memiliki sumber daya atau waktu untuk mencurahkan suatu investigasi terhadap perdagangan obat," ia menceritakan televisi Australia. "Aku berpikir bahwa kami perlu meminta maaf untuk ini. Setiap sesuatu memiliki kejatuhannya. Ada kejatuhan dalam term obat, ya, tetapi sasaran utama tercapai. Soviet meninggalkan Afghan." (Alfred McCoy, Testimony before the Special Seminar focusing on allegations linking CIA secret operations and drug trafficking-convened February 13, 1997, by Rep. John Conyers, Dean of the Congressional Black Caucus).


Perdagangan Narkotika yang Menguntungkan pada Era Pasca Perang Dingin

Perdagangan obat terus berlanjut selama tahun-tahun pasca Perang Dingin. Afghanistan menjadi supplier utama heroin ke pasar Barat, pada faktanya hampir sebagai supplier tunggal: lebih dari 90 persen heroin yang dijual di seluruh dunia berasal dari Afghanistan. Perdagangan gelap yang menguntungkan ini terikat dengan politik Pakistan dan militerisasi Negara Pakistan. Ia juga memiliki sikap langsung pada struktur ekonomi Pakistan dan institusi-institusi bank dan keuangannya, yang dari awal perdagangan obat Bulan Sabit Emas telah terlibat di dalam operasi-operasi cuci uang ekstensif, yang dilindungi oleh militer dan perangkat intelijen Pakistan:

Berdasarkan US State Department International Narcotics Control Strategy Report (2006) (quoted in Daily Times, 2 March 2006):

“Jaringan kriminal Pakistan memainkan suatu peran sentral dalam pengapalan narkotik dan penyelundupan barang dari Afghanistan ke pasar international. Pakistan adalah sebuah negara transit obat utama. Hasil penjualan perdagangan narkotik dan pendanaan untuk aktivitas terroris seringkali diluncurkan oleh yang diartikan sistem alternatif yang disebut hawala....

“Berulangkali, sebuah jaringan badan amal swasta yang tidak diatur juga muncul sebagai sebuah sumber penting dari dana yang tidak halal untuk jaringan terroris internasional," laporan menunjukkan...

Sistem hawala dan badan amal adalah puncak gunung es. Menurut laporan State Department, "State Bank of Pakistan telah membekukan lebih dari duapuluh tahun suatu jumlah kecil $10.5 juta milik 12 entitas dan individual terkait kepada Osama bin Laden, Al Qaeda atau Taliban". Apa yang laporan tersebut gagal untuk sebutkan adalah bahwa jumlah besar hasil penjualan dari perdagangan obat Afghan dicuci di institusi-institusi bank Barat.


Taliban Menekan Perdagangan Obat

Sebuah perubahan besar dan tidak diharapkan dalam perdagangan obat yang disponsori CIA terjadi pada tahun 2000.

Pemerintah Taliban yang sampai kepada kekuasaan pada tahun 1996 dengan support Washington, mengiplementasikan pada tahun 2000-2001 sebuah program pemberantasan opium jangkauan luas dengan support PBB yang menghancurkan secara perlahan-lahan perdagangan multibillion dollar. (Untuk detail selanjutnya lihat, Michel Chossudovsky, America's War on Terrorism, Global Research, 2005).

Pada tahun 2001 sebelum invasi yang dipimpin AS, produksi opium di bawah program pemusnahan Taliban menurun lebih dari 90 persen.

Dalam kemunculan segera invasi yang dipimpin AS, administrasi Bush memerintahkan bahwa panen opium jangan dimusnahkan dengan dalih pura-pura bahwa ini akan menghancurkan pemerintahan militer Pervez Musharraf.

"Beberapa sumber di dalam Capitol Hill mencatat bahwa CIA menentang pemusnahan supply opium Afghan karena dengan melakukan hal demikian dapat mendestabilisasi pemerintahan Pakistan Jen. Pervez Musharraf. Menurut sumber-sumber ini, intelijen Pakistan mengancam untuk menggulingkan President Musharraf bila ladang-ladang dihancurkan...

'Bila mereka [CIA] pada faktanya menentang pemusnahan perdagangan opium Afghan, ini hanya mengabadikan keyakinan bahwa CIA adalah agency tanpa moral; pada program mereka sendiri terlepas dari pemerintah kami yang terpilih secara konstitusional" (NewsMax.com, 28 March 2002).

Sejak invasi yang diipimpin AS, produksi opium meningkat 33 kali dari 185 ton di tahun 2001 di bawah Taliban menjadi 6100 ton di tahun 2006. Wilayah budidaya meningkat 21 kali sejak invasi 2001 yang dipimpin AS. (Michel Chossudovsky, Global Research, 6 January 2006)

Di tahun 2007, Afghanistan men-suplai sekitar 93% suplai global heroin. Hasil penjualan (dalam term harga eceran) perdagangan obat Afghanistan diestimasikan (2006) lebih dari 190 milyar dollar setahun, menunjukkan sebuah segmen signifikan perdagangan global narkotika.(Ibid)

Hasil dari perdagangan gelap multibillion dollar yang menguntungkan ini didepositkan di bank-bank Barat. Hampir total dari penjualan bertumpuk pada kepentingan perusahaan dan sindikat kriminal di luar Afghanistan.

Cuci uang obat membentuk sebuah aktivitas multibillion dollar, yang berlanjut diproteksi oleh CIA dan ISI dalam kemunculan invasi AS 2001 terhadap Afghanistan.

Bila melihat kembali ke belakang, salah satu sasaran utama invasi 2001 Afghanistan adalah untuk memperbaiki perdagangan obat.

Militerisasi Pakistan melayani kepentingan politik, financial, dan kriminal yang berkuasa yang mendasari perdagangan obat. Kebijakan luar negeri AS cenderung menyokong kepentingan berkuasa ini. CIA terus melindungi perdagangan narkotika Bulan Sabit Emas ini. Meskipun komitmennya untuk memusnahkan perdagangan obat, produksi opium di bawah rezim Presiden Afghan Hamid Karzai telah melonjak tinggi.


Pembunuhan Jenderal Zia Ul-Haq

Pada Agustus 1988, Presiden Zia terbunuh dalam suatu kecelakaan udara bersama dengan Duta Besar AS untuk Pakistan Arnold Raphel dan beberapa jenderal atas Pakistan. Keadaan yang sebenarnya dari kecelakaan pesawat masih diliputi mistery.

Setelah kematian Zia, pemilihan parlemen dilaksanakan dan Benazir Bhutto disumpah sebagai Perdana Menteri pada Desember 1988. Ia berikutnya dikeluarkan dari kantor oleh penerus Zia, President Ghulam Ishaq Khan atas tuduhan korupsi. Pada tahun 1993, ia terpilih kembali dan dikeluarkan kembali dari kantor pada tahun 1996 atas perintah President Farooq Leghari.

Kontinuitas terus berlangsung. Di bawah pemerintahan singkat pasca Zia -- pemerintah terpilih Nawaz Sharif dan Benazir Bhutto, peran sentral militer-intelijen yang mapan dan kaitannya dengan Washington tidak pernah tertandingi.

Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif melayani kepentingan kebijakan luar negeri AS. Saat berkuasa, kedua pemimpin yang terpilih secara demokratik, tak satupun menyokong keberlanjutan pemerintahan militer. Sebagai Perdana Menteri dari tahun 1993 sampai 1996, Benazir Bhutto "menyokong suatu kebijakan mendamaikan Islamis, khususnya Taliban di Afghanistan" yang disokong oleh ISI pakistan (Lihat F. William Engdahl, Global Research, January 2008)

Penerus Benazir Bhutto sebagai Perdana Menteri, Mia Muhammad Nawaz Sharif dari Pakistan Muslim League (PML) dimakzulkan pada tahun 1999 dalam suatu coup d'Etat yang disupport AS dipimpin oleh Jenderal Pervez Musharraf.

Coup 1999 dilakukan oleh Jenderal Pervez Musharaf, dengan support Kepala Staff Jenderal, Letnan Jenderal Mahmoud Ahmad, yang berikutnya ditunjuk untuk posisi kunci kepala intelijen militer (ISI).

Dari awal administrasi Bush pada tahun 2001, Jenderal Ahmad membangun hubungan dekat tidak hanya dengan counterpart AS-nya direktur CIA George Tenet, tetapi juga dengan anggota-anggota kunci pemerintah AS termasuk Secretary of State Colin Powell, Deputy Secretary of State Richard Armitage, tidak perlu disebutkan Porter Goss, yang pada saat itu adalah Ketua House Committee on Intelligence. Ironisnya, Mahmoud Ahmad juga diketahui, berdasarkan sebuah laporan FBI September 2001, atas perannya yang dicurigai dalam menyokong dan mendanai tertuduh terorris 9/11 juga kaitannya kepada Al Qaeda dan Taliban. (Lihat Michel Chossudovsky, America's "war on Terrorism", Global Research, Montreal, 2005)


Menyimpulkan Keterangan-keterangan

Berbagai organisasi "terroris" ini dibentuk sebagai suatu hasil dari support CIA. Mereka bukanlah produk agama. Proyek untuk mendirikan "sebuah Khalifah pan Islam" adalah bagian dari suatu operasi intelijen yang dirancang secara hati-hati.

Support CIA kepada Al Qaeda tidak dibatasi dalam berbagai cara pada akhir Perang Dingin. Pada kenyataannya adalah kebalikannya. Pola yang lebih awal dari support rahasia meraih dukungan global dan meningkat kecanggihannya.

"Global War on Terrorism" adalah sebuah konstruksi intelijen yang kompleks dan penuh intrik. Support rahasia yang diberikan kepada "kelompok ekstrimis Islam" adalah bagian dari sebuah agenda imperial(isme). Ia bermaksud untuk melemahkan dan pada akhirnya menghancurkan institusi-institusi pemerintah sipil dan sekuler, dan juga berkontribusi dalam memfitnah Islam. Ia adalah instrumen kolonialisasi yang mencari untuk memusnahkan negara-negara bangsa yang berdaulat dan mengubah negara-negara ke dalam teritori.

Agar operasi intelijen berhasil, bagaimanapun, berbagai organisasi yang dibentuk dan dilatih oleh CIA harus tetap tidak sadar akan peran yang mereka mainkan pada papan catur geopolitik, atas nama Washington.

Bertahun-tahun, organisasi-organisasi ini sungguh memperoleh derajat otonomi dan kemerdekaan tertentu, dalam hubungan dengan sponsor-sponsor AS-Pakistan mereka. Penampakan "kemerdekaan" itu, bagaimanapun, adalah krusial; ia adalah suatu bagian integral dari operasi intelijen rahasia. Berdasarkan mantan agen CIA Milton Beardman, Mujahidin tidak sadar akan peran yang mereka mainkan atas nama Washington. Dalam kata-kata bin Laden (dikutip oleh Beardman): "tidak Aku, juga saudara-saudaraku melihat bukti pertolongan Amerika". (Weekend Sunday (NPR); Eric Weiner, Ted Clark; 16 August 1998).

"Dimotivasi oleh semangat nasionalisme dan agama, para pejuang Islam tidak sadar bahwa mereka melawan angkatan darat Soviet atas nama Paman Sam.

Walaupun terdapat kontak pada level yang lebih tinggi dari hirarki intelijen, pemimpin-pemimpin pemberontak Islam dalam theater tidak memiliki kontak dengan Washington atau CIA." (Michel Chossudovsky, America's War on Terrorism, Chapter 2).

Pabrikasi "terrorisme" -- termasuk support rahasia kepada terroris -- dibutuhkan untuk memberikan legitimasi untuk "perang terhadap terorisme".

Berbagai kelompok fundamentalis dan paramiliter yang terlibat dalam aktivitas "terroris" yang disponsori AS adalah "asset intelijen". Pada kemunculan 9/11, fungsi yang ditunjuk untuk mereka sebagai "asset intelijen" adalah untuk mengerjakan peran mereka sebagai "musuh-musuh Amerika" yang kredibel.

Di bawah administrasi Bush, CIA melanjutkan untuk menyokong (via ISI Pakistan) beberapa kelompok Islam yang berbasis di Pakistan. ISI diketahui menyokong Jamaat a-Islami, yang juga ada di Asia Tenggara, Lashkar-e-Tayyaba, Jehad a-Kashmiri, Hizbul-Mujahidin dan Jaish-e-Mohammed.

Kelompok Islam yang diciptakan oleh CIA juga dimaksudkan untuk mengumpulkan dukungan publik di dalam negara-negara Muslim. Sasaran pokoknya adalah untuk membuat pemisahan di dalam masyarakat nasional di seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah, sementara juga memicu perselisihan sektarian di dalam Islam, pada akhirnya dengan suatu pandangan untuk mengendalikan pembentukan sebuah perlawanan massa sekuler berbasis luas, yang akan menantang ambisi imperial AS.

Fungsi musuh luar ini adalah juga sebuah bagian essensial dari propaganda perang yang dibutuhkan untuk menggalvanisir opini publik barat. Tanpa suatu musuh, sebuah perang tidak dapat diciptakan. Kebijakan luar negeri AS memerlukan untuk membuat suatu musuh, untuk menjustifikasi berbagai intervensi militernya di Timur Tengah dan Asia Pusat. Suatu musuh dibutuhkan untuk menjustifikasi sebuah agenda militer, yang terdiri dari "pergi ke Al Qaeda". Pabrikasi dan pemfitnahan musuh dibutuhkan untuk menjustifikasi aksi militer.

Eksistensi suatu musuh luar mempertahankan ilusi bahwa "perang terhadap terrorisme" adalah nyata. Ia menjustifikasi dan menggelar intervensi militer sebagai operasi humanitarian berdasarkan pada hak untuk membela diri. Ia menciptakan ilusi suatu "konflik civilisasi". Tujuan pokoknya pada akhirnya adalah untuk menyembunyikan sasaran strategik dan ekonomi sebenarnya di balik perang Timur Tengah - Asia Tengah yang lebih luas.

Sesuai sejarah, Pakistan telah memainkan suatu peran sentral dalam "war on terrorism". Pakistan berdiri di atas pendirian Washington sebagai pusat geopolitik. Ia berbatasan dengan Afghanistan dan Iran. Ia memainkan suatu peran yang krusial dalam melakukan operasi militer AS dan sekutunya di Afghanistan juga dalam konteks rencana-rencana perang Pentagon dalam hubungannya dengan Iran.


***************

Michel Chossudovsky, lahir tahun 1946, adalah seorang ekonom Canada. Lulus dari University of Manchester, England, memperoleh gelar PhD dari North Carolina University, USA., Ia adalah professor ekonomi (emeritus) pada University of Ottawa.

Ia mengajar sebagai professor tamu pada institusi-institusi akademik di Eropa Barat, Amerika Latin dan Asia Tenggara, menjadi penasihat ekonomi bagi pemerintah negara-negara berkembang dan bekerja sebagai konsultan untuk organisasi-organisasi internasional termasuk United Nations Development Programme (UNDP), African Development Bank, United Nations African Institute for Economic Development and Planning (AIEDEP), United Nations Population Fund (UNFPA), International Labour Organization (ILO), World Health Organisation (WHO), United Nations Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC).

Pada tahun 1999, Chossudovsky bergabung dengan Transnational Foundation for Peace and Future Research sebagai penasihat.

Chossudovsky adalah mantan presiden Canadian Association of Latin American and Caribbean Studies. Ia adalah anggota organisasi-organisasi research seperti Committee on Monetary and Economic Reform (COMER), Geopolitical Drug Watch (OGD) (Paris) dan International People's Health Council (IPHC).

Ia adalah editor untuk Centre for Research on Globalization, organisasi yang "berkomitmen untuk mengendalikan gelombang globalisasi dan melucuti senjata Tatanan Dunia Baru"


Temukan artikel-artikel tentang Islam lainnya di http://lintas-islam.blogspot.com
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori politik dengan judul ANALISIS 9/11: Dari Ronald Reagan dan Perang Soviet-Afghan sampai George W Bush dan September 11, 2001. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintas-islam.blogspot.com/2011/05/analisis-911-dari-ronald-reagan-dan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Lintas Islam - Monday, May 30, 2011

Belum ada komentar untuk "ANALISIS 9/11: Dari Ronald Reagan dan Perang Soviet-Afghan sampai George W Bush dan September 11, 2001"