1.10 Otoritas
1.10a. Generasi Terbaik
Generasi terbaik adalah mereka yang melihat Rasulullah, semoga Allah merahmatinya dan memberinya kedamaian, dan beriman kepadanya. Lalu mereka yang mengikuti mereka dan lalu mereka yang mengikuti mereka.
1.10b. Sahabat-sahabat Terbaik
Yang terbaik dari Sahabat-sahabat adalah khalifah yang mendapat petunjuk. Pertama, Abu Bakr, lalu 'Umar, lalu ' Utsman, lalu 'Ali, semoga Allah ridha dengan semua mereka.
1.10c. Penghormatan untuk Semua Sahabat
Tak ada dari Sahabat-sahabat Rasulullah yang harus disebutkan kecuali dalam cara terbaik dan diam harus dipelihara menyangkut ketidaksepakatan-ketidaksepakatan yang pecah di antara mereka. Mereka adalah orang-orang yang paling berharga untuk diperhitungkan dalam cahaya terbaik yang mungkin dan orang-orang yang pendapat-pendapatnya harus dihormati.
1.10d. Mereka dalam Otoritas
Kepatuhan kepada pemimpin-pemimpin dari pemerintah-pemerintah Muslim dan orang-orang berilmu mereka, adalah wajib.
[Adalah wajib untuk mematuhi Imam-imam Muslim yang memiliki otoritas yang bertanggung jawab untuk menghadirkan kepentingan-kepentingan Muslim yang terbaik. Bila mereka memerintahkan apa yang benar, adalah wajib mematuhi mereka, dan bila mereka melarang yang tercela, adalah wajib untuk menahan diri dari itu. Hanya wajib untuk mematuhi ulama-ulama yang bertindak dengan pengetahuan mereka dan memerintahkan yang benar dan melarang yang tercela dan menjaga batas-batas Allah. Bukti untuk kewajiban adalah firman Allah, "Patuhi Allah dan patuhi Rasulullah dan ulil amri di antara mu." (4:58) Mereka yang melanggar tidak dipatuhi karena Nabi SAW berkata, "Tidak ada kepatuhan terhadap makhluk yang menyuruh ketidakpatuhan kepada Sang Pencipta ." (Ibn Hanbal & al-Hakim)]
1.10e. Salaf
Adalah wajib untuk mengikuti Sahabat-sahabat yang bertindak benar, untuk menapaki langkah-langkah kaki mereka dan memintakan maaf untuk mereka.
[Diwajibkan untuk mengikuti Salaf yang benar, yang adalah Sahabat-sahabat, dalam kata-kata dan perbuatan mereka, apakah dipelajari langsung dari mereka atau dipelajari melalui penurunan dan ijtihad. Demikian pula seseorang harus berdo'a untuk pengampunan mereka.]
1.10f. Menghindari Perselisihan
Adalah wajib untuk menghindari perbantahan dan argumentasi menyangkut hal dien . . .
[Adalah perlu untuk menghindari perbantahan dan argumen tentang agama. Perbantahan adalah menolak kebenaran setelah ia jelas. Argumentasi adalah berdebat dengan orang-orang bid'ah. Hal ini dilarang karena ia dapat mengarah kepada menyerang sahabat-sahabat dan menyebabkan keraguan di dalam hati. Bila tujuan dari argumen adalah untuk mencari kebenaran tanpa sikap membandel, maka ia diperbolehkan.]
1.10g. Menghindari Bid'ah
. . . dan untuk menghindari setiap hal baru yang manusia masukkan ke dalamnya.
[Hindari bid'ah karena Nabi berkata, "Bila seseorang membuat hal baru dalam urusan kita ini yang bukan merupakan bagian darinya, ia ditolak." Ini diaplikasikan pada bid'ah yang tidak terjadi pada masanya dan di mana Syariah mengindikasikan tidak sesuai dengan hukum, menurut sebagian ulama. Sebagian meyakini bahwa bid'ah adalah apa yang tidak terjadi pada waktu ini, apakah Syariah mengindikasikan bahwa ia haram, wajib, sunnah, makruh atau mubah. Bid'ah ditemukan dalam semua lima kategori. Ini apa yang dinyatakan oleh Ibn Abdu's-Salam, al-Qarafi dan lainnya.]
[Shaykh al-Islam Hafiz Ibn Hajar al-Haytami (d. 974/1567; R.A.) mendefinisikan Muslim Sunni sebagai berikut dalam bukunya Fath al-jawad: "Seorang mubtadi (pembuat bid'ah) adalah orang yang tidak memiliki iman (aqidah) yang diterima secara bulat oleh Ahlus Sunnah. Suara bulat ini disebarkan oleh dua Imam besar Abu'l Hasan al-Asy'ari (d. 324/936; Rahimahullah) dan Abu Mansur al-Maturidi (d. 333/944; Rahimahullah) dan ulama-ulama yang mengikuti jejak mereka." Hafiz Ibn Hajaral-Haytami juga mengatakan di dalam bukunya al-Fatawa al-Hadithiyya (pg. 205): "Orang bid'ah artinya seseorang yang keyakinan-keyakinannya berbeda dari iman Ahlus Sunnah. Iman Ahlus Sunnah, adalah iman Abu'l Hasan al-Asy'ari, Abu Mansur al-Maturidi dan mereka yang mengikuti mereka. Seseorang yang membawa sesuatu yang tidak diterima oleh Islam menjadi seorang pembuat bid'ah."]
TAMAT
***************
Aqidah Seorang Muslim
Oleh Abu-l-Hasani-l-Asy'ari
Footnote oleh: Afroz Ali
Temukan artikel-artikel tentang Islam lainnya di http://lintas-islam.blogspot.com
1.10a. Generasi Terbaik
Generasi terbaik adalah mereka yang melihat Rasulullah, semoga Allah merahmatinya dan memberinya kedamaian, dan beriman kepadanya. Lalu mereka yang mengikuti mereka dan lalu mereka yang mengikuti mereka.
1.10b. Sahabat-sahabat Terbaik
Yang terbaik dari Sahabat-sahabat adalah khalifah yang mendapat petunjuk. Pertama, Abu Bakr, lalu 'Umar, lalu ' Utsman, lalu 'Ali, semoga Allah ridha dengan semua mereka.
1.10c. Penghormatan untuk Semua Sahabat
Tak ada dari Sahabat-sahabat Rasulullah yang harus disebutkan kecuali dalam cara terbaik dan diam harus dipelihara menyangkut ketidaksepakatan-ketidaksepakatan yang pecah di antara mereka. Mereka adalah orang-orang yang paling berharga untuk diperhitungkan dalam cahaya terbaik yang mungkin dan orang-orang yang pendapat-pendapatnya harus dihormati.
1.10d. Mereka dalam Otoritas
Kepatuhan kepada pemimpin-pemimpin dari pemerintah-pemerintah Muslim dan orang-orang berilmu mereka, adalah wajib.
[Adalah wajib untuk mematuhi Imam-imam Muslim yang memiliki otoritas yang bertanggung jawab untuk menghadirkan kepentingan-kepentingan Muslim yang terbaik. Bila mereka memerintahkan apa yang benar, adalah wajib mematuhi mereka, dan bila mereka melarang yang tercela, adalah wajib untuk menahan diri dari itu. Hanya wajib untuk mematuhi ulama-ulama yang bertindak dengan pengetahuan mereka dan memerintahkan yang benar dan melarang yang tercela dan menjaga batas-batas Allah. Bukti untuk kewajiban adalah firman Allah, "Patuhi Allah dan patuhi Rasulullah dan ulil amri di antara mu." (4:58) Mereka yang melanggar tidak dipatuhi karena Nabi SAW berkata, "Tidak ada kepatuhan terhadap makhluk yang menyuruh ketidakpatuhan kepada Sang Pencipta ." (Ibn Hanbal & al-Hakim)]
1.10e. Salaf
Adalah wajib untuk mengikuti Sahabat-sahabat yang bertindak benar, untuk menapaki langkah-langkah kaki mereka dan memintakan maaf untuk mereka.
[Diwajibkan untuk mengikuti Salaf yang benar, yang adalah Sahabat-sahabat, dalam kata-kata dan perbuatan mereka, apakah dipelajari langsung dari mereka atau dipelajari melalui penurunan dan ijtihad. Demikian pula seseorang harus berdo'a untuk pengampunan mereka.]
1.10f. Menghindari Perselisihan
Adalah wajib untuk menghindari perbantahan dan argumentasi menyangkut hal dien . . .
[Adalah perlu untuk menghindari perbantahan dan argumen tentang agama. Perbantahan adalah menolak kebenaran setelah ia jelas. Argumentasi adalah berdebat dengan orang-orang bid'ah. Hal ini dilarang karena ia dapat mengarah kepada menyerang sahabat-sahabat dan menyebabkan keraguan di dalam hati. Bila tujuan dari argumen adalah untuk mencari kebenaran tanpa sikap membandel, maka ia diperbolehkan.]
1.10g. Menghindari Bid'ah
. . . dan untuk menghindari setiap hal baru yang manusia masukkan ke dalamnya.
[Hindari bid'ah karena Nabi berkata, "Bila seseorang membuat hal baru dalam urusan kita ini yang bukan merupakan bagian darinya, ia ditolak." Ini diaplikasikan pada bid'ah yang tidak terjadi pada masanya dan di mana Syariah mengindikasikan tidak sesuai dengan hukum, menurut sebagian ulama. Sebagian meyakini bahwa bid'ah adalah apa yang tidak terjadi pada waktu ini, apakah Syariah mengindikasikan bahwa ia haram, wajib, sunnah, makruh atau mubah. Bid'ah ditemukan dalam semua lima kategori. Ini apa yang dinyatakan oleh Ibn Abdu's-Salam, al-Qarafi dan lainnya.]
[Shaykh al-Islam Hafiz Ibn Hajar al-Haytami (d. 974/1567; R.A.) mendefinisikan Muslim Sunni sebagai berikut dalam bukunya Fath al-jawad: "Seorang mubtadi (pembuat bid'ah) adalah orang yang tidak memiliki iman (aqidah) yang diterima secara bulat oleh Ahlus Sunnah. Suara bulat ini disebarkan oleh dua Imam besar Abu'l Hasan al-Asy'ari (d. 324/936; Rahimahullah) dan Abu Mansur al-Maturidi (d. 333/944; Rahimahullah) dan ulama-ulama yang mengikuti jejak mereka." Hafiz Ibn Hajaral-Haytami juga mengatakan di dalam bukunya al-Fatawa al-Hadithiyya (pg. 205): "Orang bid'ah artinya seseorang yang keyakinan-keyakinannya berbeda dari iman Ahlus Sunnah. Iman Ahlus Sunnah, adalah iman Abu'l Hasan al-Asy'ari, Abu Mansur al-Maturidi dan mereka yang mengikuti mereka. Seseorang yang membawa sesuatu yang tidak diterima oleh Islam menjadi seorang pembuat bid'ah."]
TAMAT
***************
Aqidah Seorang Muslim
Oleh Abu-l-Hasani-l-Asy'ari
Footnote oleh: Afroz Ali
Temukan artikel-artikel tentang Islam lainnya di http://lintas-islam.blogspot.com
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori aqidah
dengan judul Otoritas. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintas-islam.blogspot.com/2011/05/otoritas.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Lintas Islam - Friday, May 13, 2011
Belum ada komentar untuk "Otoritas"
Post a Comment