Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian XIII
Makna Kalimat سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Senin, 25 Maret 2013
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَلَا تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّي شَتْمَ قُرَيْشٍ وَلَعْنَهُمْ يَشْتُمُوْنَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُوْنَ مُذَمَّمًا وَأَنَا مُحَمَّدٌ ( صحيح البخاري)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ.
Limpahan puji kehadirat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, makhluk yang paling diagungkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan semua makhluk kecuali oleh para penduduk neraka, makhluk yang akan tinggal di surga dan tidak satupun dari penduduk surga kecuali memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , maulana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, habibuna Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , maka runtuhkanlah seluruh keinginan yang hina demi mendapatkan keinginan yang luhur untuk bersama kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
Kita telah membaca hadits dari riwayat Shahih Al Bukhari, dimana para kuffar quraisy karena marahnya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka tidak lagi menamakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nama Muhammad (yang selalu dipuji) akan tetapi menamakannya Mudzammam (yang selalu dicaci), mereka kuffar quraisy tidak mau mengucapkan nama Muhammad, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada para sahabat : “Kalian melihat mereka (kuffar quraisy) mencaci dan melaknat Mudzammam (orang yang dicela), sedangkan aku adalah Muhammad (orang yang dipuji)”. Allah subhanahu wata’ala Yang memberi nama beliau Muhammad (orang yang dipuji), sehingga orang yang tidak mau memuji beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia telah bertentangan dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala Yang telah memberi nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan nama Muhammad (yang banyak dipuji). Mengapa orang-orang tidak mau banyak memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah karena hal itu adalah kultus, atau kesyirikan kah?!, padahal Allah lah Yang telah memberinya nama Muhammad (orang yang banyak puji). Sehingga dengan ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu patahlah ucapan orang quraisy yang telah menamakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Mudzammam, sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Muhammad.
Hadirin yang dimuliakan Allah, Dalam pembahasan kitab Ar Risalah Al Jami’ah kali ini kita akan membahas kalimat :
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Kalimat وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا telah kita bahas di majelis yang lalu, dan malam ini kita akan membahas kalimat محمد . Terdapat pertanyaan apakah kata سيدنا boleh diucapkan disaat membaca doa tasyahhud dalam shalat, dimana selain dalam doa tasyahhud hal itu boleh-boleh saja, sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku (melakukan) shalat”.
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam disaat tasyahhud tidak menamakan dirinya “Sayyidina Muhammad”, maka bolehkah kita menambahi kata “Sayyidina” dengan dasar sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ini yang memmerintah kita untuk melakukan shalat sebagaimana beliau melakukan shalat, maka hal ini tentunya boleh karena hal itu tidak merubah makna, bahkan hal itu lebih lagi mengangkat kemuliaan dan derajat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di hati kita. Begitu juga dalam bershalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hal yang diperbolehkan untuk kita menambahkan kalimat “sayyidina”, seperti :
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّد
Maka hal yang demikian diperbolehkan, dan juga dikarenakan tidak semua para sahabat membaca bacaan yang sama seperti bacaan-bacaan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ucapkan. Oleh sebab itu ada para sahabat yang membaca bacaan tidak seperti apa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu ketika getaran kerinduan mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak terkendali. Adapun para sahabat seperti sayyidina Ali bin Abi Thalib, sayyidina Abdullah bin Abbas dan sahabat-sahabat yang lainnya mereka tetap dapat menahan diri dari kerinduan dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga mereka tetap kuat hatinya untuk mengucapkan kalimat :
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
“ Salam sejahtera atasmu wahai nabi dan limpahan rahmat dan keberkahan”
Sedangkan diantara para sahabat ada tidak mampu untuk mengucapkan kalimat tersebut sehingga diantara mereka terjatuh pingsan ketika membaca kalimat, karena teringat sang kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga mereka diberi keringan dan tentunya dengan adanya udzur untuk mengatakan :
السَّلاَمُ عَلَيْهِ
“ Salam sejahtera atasnya”
Sehingga jika disebabkan karena ingin memuliakan dan mengagungkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka diperbolehkan untuk menambahkan kalimat “Sayyidina” atau “Maulana” untuk memanggil nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Terdapat ribuan bentuk shalawat yang menggunakan lafadz “Sayyidina”, bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menamakan dirinya “Sayyid”, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَاَ فَخْرَ
“ Aku adalah pemimpin anak Adam dan tanpa ada kebanggaan (kesombongan)”
Dan dalam riwayat yang lain beliau bersabda :
أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Aku adalah pemimpin manusia di hari kiamat”
Kata “Sayyid” tidak hanya khusus untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam namun kata itu bisa untuk siapa saja, namun ketika kita mengucapkan kalimat “ Sayyidina wa Maulana Muhammad”, maka maksud kalimat itu tidak ada yang lain kecuali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian jumlah nama nabi Muhamamd shallallahu ‘alaihi wasallam sangat banyak, hingga mencapai lebih dari 100 nama, dimana dari semua huruf hijaiyah terdapat nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai contoh huruf alif ( أ ) yaitu أمين : Amiin (yang dipercaya), diman beliau shallallahu ‘alaihi wasallam digelari dengan Al Amiin, sehingga kuffar quraisy yang selalu memusuhi beliau shallallhu ‘alaihi wasallam mereka masih mempercayai beliau dan tetap menitipkan barang-barang berharga mereka kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam padahal mereka memusuhi beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan selalu berusaha untuk membunuh beliau shalallahu ‘alaihi wasallam, namun karena ketika itu di Makkah tidak ada orang yang dapat lebih dipercaya dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan hijrah, beliau tidak meninggalkan begitu saja barang-barang kuffar quraisy yang dititipkan kepada beliau, namun barang-barang tersebut diserahkan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk dikembalikan kepada pemiliknya para kuffar quraisy, dengan berkata : “Wahai Ali kembalikanlah barang-barang ini kepada pemiliknya, karena mereka telah menitipkannya kepadaku, barang ini milik si fulan, barang ini milik si fulan ”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintah sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak lupa akan amanah yang dititipkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, demikianlah akhlak luhur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang diberi julukan “Al Amiin”.
Kemudian huruf Ba’ ( ب ) yang diantaranya adalah بسام : Bassaam ( yang banyak tersenyum), huruf Ta’ ( ت ) yaitu تقي : Taqiiy (yang bertaqwa), huruf Tsaa’ (ث) yaitu ثابت : Tsaabit ( orang yang tegar atau teguh ), sebagaimana ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam diminta utnuk berhenti berdakwah dan meninggalkan agamanya, maka beliau berkata dengan tegas : “Jika seandainya kalian letakkan bulan di tangan kananku dan matahari di tangan kiriku, agar aku meninggalkan dakwah ini, sungguh aku tidak akan melakukannya”, atau ثبات : Tsabbaat (yang memperkuat orang lain baik di dunia atau di akhirat), sehingga orang yang banyak bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga akan dikuatkan dan diteguhkan dalam melawan dan menghindari perbuatan maksiat.
Kemudian huruf Jim (ج) yaitu جميل : Jamiil atau جمال : Jamaal (yang indah/ keindahan), kemudian huruf Haa’ (ح) yaitu حليم : Haliim (yang berlemah lembut dan memaafkan), huruf Khaa’ (خ) yaitu خبير : Khabiir (yang banyak memberi kabar), sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam banyak memberi kabar kepada kita akan kabar-kabar yang dikabarkan oleh Allah kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, setiap rasul adalah Khabiir demikian juga para ulama’ dan para shalihin dimana mereka juga menyampaikan kabar-kabar mulia. Kemudian huruf Daal (د) yaitu داع : Daa’i (yang mengajak), dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pemimpin para Daa’i. Kemudian huruf Dzaal (ذ) yaitu ذكي : Dzakiy ( orang yang cerdas). Kemudian huruf Raa’ (ر) yaitu رحمة (kasih sayang), huruf zaay (ز) yaitu زكي : Zakiy (orang yang suci). Dan huruf Siin (س) yang salah satunya adalah سيد : Sayyid (pemimpin), lalu huruf Syiin (ش ) yaitu شكور : Syakuur (yang banyak bersyukur), serta شافع : Syaafi’ (yang memberi syafaat), demikian indahnya nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam sehingga dari semua huruf hijaiyyah terdapat nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada nama makhluk yang lebih banyak di alam semesta ini daripada nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, nama makhluk yang paling dahulu adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan nama mahkluk yang akan membuka surga adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rahasia kebenaran yang dilimpahkan oleh Allah subhanahu wata’ala kepada kita melalui nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan limpahan rahmat yang besar bagi kita, sehingga dengan mengenal nama-nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kita dapat memberi nama sendiri untuk nama anak-anak kita, jika kita merasa kesulitan untuk memintakan nama mereka kepada para ulama’. Inilah rahasia kelembutan Allah subhanahu wata’ala yang terwariskan kepada orang yang memberikan namanya dengan nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana perintah beliau dalam sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam :
سَمُّوْا بِاسْمِيْ
“ Berilah nama dengan namaku”
Hadirin yang dimuliakan Allah, Penjelasan akan nama-nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyah insyaallah akan kita lanjutkan pada majelis yang akan datang. Dan malam ini kita akan melakukan shalat ghaib yang akan dipimpin oleh Al Habib Hud untuk Al Marhum As Syahid As Syaikh Said Ramadhan Al Buthi yang wafat karena di bom di saat beliau mengajar di masjid. Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala, semoga Allah mengabulkan segala hajat-hajat kita di dunia dan akhirat, amin allahumma amin.
by: Lintas Islam
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 13. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintas-islam.blogspot.com/2014/11/penjelasan-kitab-arrisalatul-jamiah_5199.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Lintas Islam - Thursday, November 27, 2014
Belum ada komentar untuk "Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 13"
Post a Comment