Islam Untuk Semua Umat

Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 2

Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 2

Senin, 17 Desember 2012


Selanjutnya kita membaca kitab Risalatul Jami'ah, di sini kita belum menembus ke dalamnya, masih di bagian awalnya, yang telas kita jelaskan tentang sejarah dan sanad keguruan kita kepada Imam Ahmad bin Zein Al- Habsyi dan sanad keguruan beliau yang bersambung hingga Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam dan sekarang kita baru mulai masuk kepada babnya, kalimat yang pertama "BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM".

Hadiri hadirat yang dimuliakan Allah, berkata Al-Mu'alif Al-Imam Ahmad bin Zein Al- Habsy, salah seorang murid dari Al-Imam Abdullah bin Alwy Al-Haddad, Hujjatul Islam wa Barakatul Anam, yang berkata, "Salah seorang muridku yang sampai derajatnya dalam ilmu syari'ah seperti Imam Syafi'i adalah Ahmad bin Zein Al-Habsy (sohibul Risalatul Jami'ah). Saya dulu waktu belajar di Tarim, Hadhramaut bersama Guru Mulia, pertama kitab yang dibaca ini, Risalatul Jami'ah, kita sudah membaca kalimat pertama yang diucapkan oleh Al-Mu'alif yaitu بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) kita kenali dulu makna بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) yang mesti kita ketahui (secara ringkas saja). Al -Ba' atau huruf 'ba' dalam bismillah mempunyai 3 makna, yaitu: makna Al- Half (sumpah) atau Ma'iyyah (kebersamaan), atau Ziyadah (tambahan). Kalau dia berarti sumpah maka bahasa terjemahnya "Demi nama Allah Arrahman Arrahim", tapi bisa juga bermaksud Ma'iyyah, bermakna "Dengan nama Allah Arrahman Arrahim";  dan juga bisa bermakna Ziyadah, yang bermaksud tambahan saja yang maksudnya "nama Allah Arrahman Arrahim". (itu kalimat ba' nya). Lalu kalimat Al-Ism berasal dari as-samu yaitu berasal dari kalimat tinggi yaitu nama, bismillah (kita ringkaskan saja), kata yang ketiga adalah Allah yang perlu kita ketahui, kalimat Allah di dalam tafsir Imam Ibn Abbas,

مَأْخُوْذَةٌ من الإله الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

bahwa kalimat Allah berasal dari kalimat Al- Ilah lalu dipadukan menjadi Allah, yaitu

الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

yaitu tempat orang mengadu dan meminta perlindungan dari kesulitan dan musibah. Maka kalimat Allah merupakan gerbang penolong bagi seluruh hambaNya. Jadi kalau kita ingin memaknai kalimat Allah maknanya apa, secara ringkas makna kalimat Allah adalah 'Sang Maha Penolong' dan 'Sang Maha Memberikan Bantuan' yang sangat diharapkan saat kesulitan, ALLAH. Jika kita merenungkan kalimat ini saja, sudah sedemikian indahnya, ternyata kalimat-Mu itu wahai Allah adalah gerbang harapan bagi seluruh hambaNya, makna kalimat Allah itu adalah gerbang harapan,

الذي يألهون و يتألهون إليه الناس

Dzat yang orang berlindung padanya dan datang kepadaNya (dia) memberi pertolongan.

Wahai Gerbang harapan! yang dijelaskan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jaelany, kalimat Allah adalah ismul a'zhom, karena kalimat ini berpadu seluruh kalimat Allah, dan dijelaskan didalam Shahih Muslim,

لَا تَقُوْمُ السَاعَةُ حَتَّى أَن لَا يُقَالَ عَلَى الْأرْضِ الله الله وَلَا تَقُوْمُ السَاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُولُ الله الله

"Tidak akan datang hari kiamat selama di muka bumi ada yang menyebutkan, memanggil nama Allah, hari kiamat tidak akan datang menimpa seseorang ia menyebut nama Allah."

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, karena Allah subhanahu wa ta'ala Sang Maha Pencipta, memberikan nama panggilan untuk Dzat-Nya adalah Gerbang Harapan, Ia berikan kepada hamba-hamba-Nya untuk memanggil DzatNya bukan dengan Sang Maha Raja. Ya memang wahai Maha Raja (al-Mulk), tetapi yang paling banyak adalah Allah, Gerbang Harapan. Gerbang Harapan berarti harapan terbesar yang layak bagi hambaNya kelak adalah Allah, yang Maha mengetahui apa yang diinginkan hamba-Nya dan apa yang akan menimpa hamba-Nya jika harapan itu diberikan. Ada hamba yang jika diberikan harapannya maka akan terjadi musibah tanpa ia ketahui. Ada hamba menginginkan sesuatu, seperti anak kecil, bocah, bayi, tidak tahu bara api itu panas, dilihat dia mau mempermainkannya mau menyentuhnya, tentunya dilarang tidak diberi bara apinya, dijauhkan darinya. Kenapa? terbakar anak itu terkena bara api. Atau kepada bocah yang sedang luka, dilihatnya anaknya yang masih bocah sedang luka sedang berenang, ditahan olehnya "kamu tidak boleh berenang, kamu luka, nanti infeksi luka kamu kena air". Orang lain ikut main kok dia tidak? Nah, hal itu akan dijawab oleh Allah subhanahu wa ta'ala kelak, namun jangan dipersalahkan, "percuma dong saya berharap kepada Allah, Allah akan memberikan bagiku yang terbaik."

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْأً وَهُوَ خَيرٌ لَكُمْ وَ عَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْأً وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ، وَاللهُ يَعْلَمُ وَ أَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Barangkali kalian tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagi kalian, barangkali kalian menyukai sesuatu, akan tetapi hal itu buruk bagi kalian, Allah Maha Tahu kalian tidak mengetahuinya."

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Allah Maha memilihkan mana yang terbaik, kita tidak tahu. Makanan yang kita sukai barangkali beracun, kita sedang makan tiba-tiba tertendang oleh kaki meja tempat kita makan hingga tumpah "Astaghfirullah ini makanan yang paling saya sukai. Saya ingin makan, Allah Maha Tahu didalam makanan itu ada racun. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, banyak hal seperti ini terjadi, dan juga banyak hal yang tidak kita inginkan ternyata baik untuk kita. Contohnya obat, kok kita bisa pasrah ya pada dokter tetapi tidak pasrah sama Allah? Sama dokter kita pasrah, mau disakiti, mau ditusuk dengan jarum, mau diisi obat yang kadarnya obat ini bawa efek samping ke tubuh yang lain, kok kita pasrah? Mau dipasang oksigen, mau direbahkan, mau dirontgen, mau di ini mau di itu pasrah kita kepada dokter. Kenapa? percaya penuh, dia ahli. Bagaimana dengan ALLAH?? kalimat بِسْمِ اللهِ (bismillah) dengan nama Allah atau demi nama Allah, secara ringkas الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (arrahman arrahim). الرَحْمٰنِ (arrahman) adalah Maha Pelimpah Rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhlukNya, seluruh makhluk. Sedangkan الرَحِيْمِ (arrahim) kasih sayang Allah yang diberikan kepada orang yang beriman saja. الرَحْمٰنِ (Ar Rahman) untuk semua, yang tidak beriman, yang jahat, yang fajir, fasiq, semuanya diberikan kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala kehidupan di muka bumi, diberikan Rahmah. الرَحِيْمِ (Ar Rahim) kenikmatan dari Allah khusus untuk orang-orang yang beriman, kebanyakan diterimanya di akherat, namun di bumi juga kebagian seperti khusyu', kenikmatan mustajab do'a, kenikmatan keringanan dari musibah, banyak kenikmatan Arrahim dari Arrahman, maka kalimat الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (arrahman arrahim) memadukan seluruh kenikmatan Allah subhanahu wa ta'la yang pernah diberikan sejak alam semesta dicipta, hingga seluruh makhluk berakhir, hingga berlangsungnya kehidupan kekal dan abadi bagi hamba yang dikehendakiNya, semua tercakup dalam kalimat الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (arrahman arrahim).

Ketika kita bicara بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) dengan nama Allah yang Maha Pengasih (kepada seluruh makhluk) dan Maha Penyayang (kepada mu'min) sama saja kita menyebut seluruh kenikmatan anugerah Ilahi kepada para siddieqin, para auliya, para sholihin, para mu'minin, pada orang yang tidak baik, pada orang yang baik, pada orang ynag jahat, pada orang yang berbuat hina, pada orang yang berbuat mulia, semua itu terpadu dalam kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) seluruh kejadian alam semesta.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, dijelaskan bahwa kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) itu ada 19 huruf, maka oleh sebab itu al-Imam Umar al-Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf 'alaihi rahmatullah, sekali waktu ziarah, pergi berkhalwah ke makam Nabiallah Hud, tempatnya jauh dari tarem, pulang bawa 40 ekor unta penuh dengan bawaan. Beberapa bulan hilang, datang bawa 40 ekor penuh dengan tumpukan barang beban yang penuh, dikatakan: "Ya syekh Umar Muhdhor, wahai imam! kau lama pergi entah kemana, tiba - tiba kau datang dengan 40 ekor onta yang penuh denagn beban, apa isi onta itu dan kau dimana?" maka berkata, "Aku berkhalwat, di dekat makam Nabi Hud, (memang ada tempat khalwat di situ tempatnya lembah yang landai, ada danaunya), aku khalwat disitu" 

"Lalu 40 ekor onta ini apa isi bebannya ini?" dia berkata "Buku"

"Buku?" 40 ekor onta penuh, berapa ratus ribu itu buku, satu ekor unta itu bisa membawa 100 kg lebih, 200 kg mungkin masih bisa, bagaimana dengan 40 ekor unta penuh bebannya?

"Buku apa wahai imam?"

"Aku menafsirkan baru بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) "

Ayat pertama dari Al- Qur'anul karim, sudah diangkat, sudah ditulis dan diangkat oleh 40 ekor unta berapa ratus ribu kitab isinya baru بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim), ayat pertama dari surat Al-Fatehah, belum selanjutnya selanjutnya selanjutnya.

Hadirin hadirat yang dimuliaan Allah, sayyidina Imam Abdullah bin Abdurrahman balfageh, Allamatuddunya. Ketika ia datang ke musim haji, dia seorang ulama besar, hujjatul islam. Seorang imam besar disebut Allamtudunya karena dia disebut demikian oleh ulama karena ulama pada saat itu mengakui derajat beliau nomor satu dari seluruh ulama dunia. Beliau pergi haji, tidak ketahuan karena pakaiannya sama semua ketika masih memakai pakaian ihram. Hadir pada pengajian yang dihadiri guru-guru, imam-imam, para ulama dunia. Lalu berkata mufti Mekkah pada saat itu, "Aku ada satu masalah yang belum kutemukan jawabannya. Kebetulan ini imam-imam dari seluruh dunia hadir, aku ingin bertanya, tolong jawabannya karena aku tidak tahu jawabannya". 

Maka disebutkanlah pertanyaannya, tidak ada satu pun yang bisa menjawab. Maka di situ ada Imam Abdullah bin Abdurrahman balfageh namun tidak ketahuan karena masih memakai pakaian ihram (yang lain sudah selesai namun ia belum selesai ihram) duduk di belakang, dan dia adalah yang tertinggi ilmunya di masa itu, dan di seluruh ulama dunia. Dia berkata kepada pemuda di sebelahnya, "Kamu angkat tangan, jawab! Jawabannya ini" 

Kemudian (berkata pemuda itu), "Aku bisa menjawab wahai mufti Mekkah!" 

Maka melirik seluruh ulama dunia itu, semua ulama yang hadir melirik ke pemuda ini, nah pemuda ini telah dikasih tahu jawabannya, "Jawabannya ini," 

Kaget seluruh ulama dunia ini termasuk mufti Mekkah "Hei bukan kamu yang menjawab pasti, dari mana kamu dapat jawab ini?" Jawaban ini tidak ada yang mengetahui kecuali Allamatuddunya Abdullah bin Abdurrahmna Balfageh, Allamatuddunya. 

Maka saat itu dia berkata, "Aku dengar dari orang ini," 

Maka berkata (mufti), "Wahai imam! Wahai imam besar, maju ke depan. Kami ingin mendengar daripada ilmumu" 

Maka dia berkata "Aku tidak mempunyai waktu, aku ingin pulang, hanya beberapa hari saja aku tinggal disini," 

"Walau beberapa hari pun kami ingin membaca kitab" 

"Iya tidak apa apa," 

Ia tinggal sampai satu bulan di Mekkah Almukarramah mengajar tiap harinya di waktu maghrib tentang satu kitab tapi masih tentang makna huruf ba', satu bulan belum selesai. Baru ba'nya saja ditafsirkan, maknanya begini satu bulan sampai waktunya pulang belum selesai baru huruf ba', demikian ulama-ulama kita dulu.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, al Imam Syafi'i merujuk pada para sahabat dengan dalil-dalil yang tsigah bahwa بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ (bismillahirrahmanirrahim) bagian dari awal surat Al-Fatehah. Demikian juga Imam Hambali, Ahmad bin Hanbal, namun Imam Malik berpendapat bahwa ia bukan bagian dari surat Al-Fatehah, hanya awal dari setiap surat saja, terkecuali Attaubah. Demikian riwayat yang kita ketahui. Jadi kalau kita bermakmum dengan imam yang bermazhab Hanbali, mazhab Hanbali itu tetap mewajibkan basmalah namun dengan sirran, atau dipelankan. Tetapi kalau tidak membaca bismillah, langsung saja maka tidak sah sholat kita bermakmum padanya. 

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, masing-masing mazhab mempunyai sanad keguruannya sampai kepada Rasul salallahu 'alaihi wa sllam dengan berpegang kepada riwayat-riwayat yang kuat kepada Rasul salallahu 'alaihi wa sallam dan kita berada pada mazhab Syafi'i yang menjaharkan semua bacaannya.

Hadirin hadirat, بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ ini 19 huruf, terpadu dari 19 huruf, dan 19 huruf ini juga diriwayatkan dalam tafsir Imam Qurtuby, bahwa 19 menunjukan jumlah kaum Hawariyyin, orang orang yang mendukung Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam di masa itu. Maksudnya بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ sembilan belas (19) huruf itu isyarah bagi orang-orang Nasrani bahwa Allah mengetahi berapa yang menolong Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam, yaitu 19 orang Hawariyyiin yang disebut dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala

قَالَ عِسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلحَوَارِيِّنَ مَنْ أَنْصَارِيْ إِلَى اللهِ قَالَ الحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللهِ ...........

berkata Nabiyallah 'Isa, "Maukah 19 orang, lalu diantara kalian berkorban? ia nanti wajahnya akan seperti wajahku dan ia akan dihukum mati dan kujanjikan baginya surga. Kemudian satu orang maju dari 19 orang. Maka ketika mereka ingin menangkap Nabiyallah 'Isa, (dalam riwayat Imam Qurtuby dan Imam Thabrany dalam tafsirnya ), disaat itu, Allah secepatnya mengangkat Nabiyallah 'Isa ke langit, diangkat oleh Allah subhanahu wa ta'ala,

وَمَا قَتَلُوهُ وَ مَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ

Tidak dibunuh Nabiyallah 'Isa itu dan tidak disalib pula nanti, akan tetapi satu orang diumpamakan wajahnya dirubah oleh Allah mirip dengan Nabiyallah 'Isa. Dalam Tafsir Imam Qurtuby dan Thabrany mengatakan ia adalah salah satu dari kaum Hawariyyin. Mereka tidak percaya, ketika Hawariyyun mengatakan bahwa "itu bukanlah Nabiyallah 'Isa, akan tetapi itu salah satu dari kami," Maka dihitung jumlahnya ternyata jumlah mereka 18, satu tidak ada kemana?? Sudah dirubah oleh Allah wajahnya mirip Nabiyallah 'Isa ibn Maryam 'alaihi sholatu wa salam, oleh sebab itu, بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ itu 19 huruf dan kalimat ba' bisa bermakna ziyadah atau tambahan saja karena isyarat 19 itu satu di antaranya wafat untuk membela Nabiyallah 'Isa 'alaihi sholatu wa salam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, juga بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ ini turun kepada Nabiyallah Sulaiman 'alaihi sholatu wa salam, dibawalah suratnya oleh burung Hud-hud, kalau di kita burung yang bisa bicara, burung Beo, burung itu berkata, "Aku membawa surat dari Sulaiman,"

بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ إِنَّهُ

yang padanya tertulis sungguh Dialah Allah subhanahu wa ta'ala, ditulis surat itu oleh Nabiyallah Sulaiman diawali dengan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ  "Datanglah dengan selamat untuk menyerahkan diri jika kau ingin selamat" kata Ratu Balquis. 

Maka hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Nabi Sulaiman diberikan Allah kekuasaan menguasai jin syeitan, manusia dan hewan dengan kekuatan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ 

Berkata Imam Qurtuby, "Seluruh syariat Islam, agama Islam berpadu dengan kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ karena Hablumminannas, berbuat baik kepada orang-orang yang tidak baik itu adalah salah satu rahasia الرَحْمٰنِ. Kalau buat Allah ibadah yang wajib, berbuat baik kepada yang baik juga itu dari kalimat الرَحِيْمِ pecahannya, seluruh syariat ini berpadu dalam kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ karena mengandung Dzat Allah dan sifat Allah subhanahu wa ta'aala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Nabiyallah Dawud ayahnya Nabi Sulaiman punya anak 19, sama dengan jumlah huruf basmalah, tetapi dia tidak mewariskan harta, (namanya Nabi tidak mewariskan harta). Namun Nabiyallah Dawud mendapatkan kemuliaan untuk 19 anaknya berupa anugerah dari Allah, dipadukan oleh Allah kepada salah satunya saja, yaitu Nabi Sulaiman yang diberikan padanya rahasia kemuliaan بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ dari 19 huruf itu.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, dan juga dijelaskan di dalam tafsir Ibn Katsir, jumlah tukang sihir Fir'aun yang ditundukkan oleh Nabiallah Musa berjumlah 19.000 orang. Lagi-lagi angka 19 lagi.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, begitu juga 19 huruf ini adalah jumlah daripada malaikat yang menjaga neraka, dijelaskan oleh Imam Qurtuby, Imam Thabrany dan lainnya bahwa neraka itu terdapat padanya 19 pintu, dan setiap pintu ada penjaganya yaitu 19 Malaikat Zabaniyah. Disebutkan dalam surat Al- Mudatsir

عَلَيْهَا تِسعَةَ عَشَرَ

di neraka itu ada 19

Maksudnya 19 malaikat Zabaniyah yang menjaga 19 pintu daripada nerakanya Allah subhanahu wa ta'ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, berkata sayyidina Ali Zainal 'Abidin bin Husein radhiallahu 'anhuma wa ardhohuma: "Perbanyaklah kalian untuk membaca Basmalah, agar selamat dari 19 pintu neraka itu, dan 19 malaikat zabaniyah itu!" 

Demikian juga ucapan sayyidina Ja'far Sodieq bin Muhammad Al- Bagier bin Ali Zainal 'Abidin bin Husein radhiallahu 'anhum ajma'in, berkata sayyidina Ja'far Sodieq: "Perbanyaklah basmalah karena dengan memperbanyaknya kau akan mendapatkan surga dalam setiap hurufnya dan ketahuilah bahwa 19 malaikat Zabaniyah itu tidak berbuat terkecuali dengan basmalah kita". Menyiksa hamba di neraka "bismillah....". Lempar ke dalam neraka, بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ, lempar. Kalau kau sering menyebutnya justru itu kekuatan mereka, kekuatan mereka terdapat di dalam بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ. Maka perbanyaklah بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ yang mana dengan itu engkau akan selamat dari 19 pintu neraka itu!

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, sayyidina Busyro Al-Hady salah seorang ulama besar, ulama salaf sholeh yang masyhur, beliau awal-awal sebelum diangkat menjadi Imam besar, ia melihat tulisan  بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ  di jalan, kemudian ia mengambilnya dan berkata "Rabbi, Rabbi" lalu menciumnya, dan menaruh di dahinya, dan diberikan wewangian kemudian ditaruh di tempat yang tinggi di rumahnya. Maka Allah wangikan namanya di antara masyarakatnya di masa itu, namanya wangi yaitu dicintai oleh banyak orang karena mewangikan nama Allah subhanahu wa ta'ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Rasul slallahu 'alaihi wa sallam dalam setiap gerak geriknya tidak pernah lepas dari basmalah, duduk basmalah, berdiri basmalah, makan basmalah, minum basmalah, keluar basmalah, masuk basmalah, berbuat ini dan itu semua بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ maka perbanyaklah!

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, dan rahasia Al-Qur'anul karim itu keseluruhannya ada pada بِسْمِاللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ , yaitu ada pada surat Al-Fatehah dan seluruh kemuliaan makna Al-Fatehah ada pada kalimat بِسْمِ اللهِ الرَحْمٰنِ الرَحِيْمِ . Dan hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, dari seluruh makna kalimat itu ada pada kalimat ALLAH

Ucapkanlah bersama-sama

َياالله...يَاالله... ياَالله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ





Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 2. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintas-islam.blogspot.com/2014/11/penjelasan-kitab-arrisalatul-jamiah.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Lintas Islam - Thursday, November 27, 2014

Belum ada komentar untuk "Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami'ah Bagian 2"